1 - Antarmuka Pengguna Berbasis Web (Dashboard)

Dashboard adalah antarmuka pengguna Kubernetes. Kamu dapat menggunakan Dashboard untuk men-deploy aplikasi yang sudah dikontainerisasi ke klaster Kubernetes, memecahkan masalah pada aplikasi kamu, dan mengatur sumber daya klaster. Kamu dapat menggunakan Dashboard untuk melihat ringkasan dari aplikasi yang sedang berjalan di klaster kamu, dan juga membuat atau mengedit objek individu sumber daya Kubernetes (seperti Deployment, Job, DaemonSet, dll.). Sebagai contoh, kamu dapat mengembangkan sebuah Deployment, menginisiasi sebuah pembaruan bertahap (rolling update), memulai kembali sebuah Pod atau men-deploy aplikasi baru menggunakan sebuah deploy wizard.

Dashboard juga menyediakan informasi tentang status dari sumber daya Kubernetes di klaster kamu dan kesalahan apapun yang mungkin telah terjadi..

Antarmuka Pengguna Dashboard Kubernetes

Men-deploy Antarmuka Pengguna Dashboard

Antarmuka Dashboard tidak ter-deploy secara bawaan. Untuk men-deploy-nya, kamu dapat menjalankan perintah berikut:

kubectl apply -f https://raw.githubusercontent.com/kubernetes/dashboard/v2.0.0/aio/deploy/recommended.yaml

Mengakses Antarmuka Dashboard

Untuk melindungi data klaster kamu, pen-deploy-an Dashboard menggunakan sebuah konfigurasi RBAC yang minimal secara bawaan. Saat ini, Dashboard hanya mendukung otentikasi dengan Bearer Token. Untuk membuat token untuk demo, kamu dapat mengikuti petunjuk kita untuk membuat sebuah contoh pengguna.

Proksi antarmuka baris perintah (CLI)

Kamu dapat mengakses Dashboard menggunakan perkakas CLI kubectl dengan menjalankan perintah berikut:

kubectl proxy

Kubectl akan membuat Dashboard tersedia di http://localhost:8001/api/v1/namespaces/kubernetes-dashboard/services/https:kubernetes-dashboard:/proxy/.

Antarmuka pengguna berbasis web tersebut hanya dapat di akses dari mesin dimana perintah tersebut dijalankan. Lihat kubectl proxy --help untuk lebih lanjut.

Tampilan selamat datang

Ketika kamu mengakses Dashboard di klaster yang kosong, kamu akan melihat laman selamat datang. Laman ini berisi tautan ke dokumen ini serta tombol untuk men-deploy aplikasi pertama kamu. Selain itu, kamu dapat melihat aplikasi-aplikasi sistem mana saja yang berjalan secara bawaan di Namespace kube-system dari klaster kamu, misalnya Dashboard itu sendiri.

Kubernetes Dashboard welcome page

Men-deploy aplikasi yang sudah dikontainerisasi

Dashboard memungkinkan kamu untuk membuat dan men-deploy aplikasi yang sudah dikontainerisasi sebagai Deployment dan Service opsional dengan sebuah wizard sederhana. Kamu secara manual dapat menentukan detail aplikasi, atau mengunggah sebuah berkas YAML atau JSON yang berisi konfigurasi aplikasi.

Tekan tombol CREATE di pojok kanan atas di laman apapun untuk memulai.

Menentukan detail aplikasi

Deploy wizard meminta kamu untuk menyediakan informasi sebagai berikut:

  • App name (wajib): Nama dari aplikasi kamu. Sebuah label dengan nama tersebut akan ditambahkan ke Deployment dan Service, jika ada, akan di-deploy.

    Nama aplikasi harus unik di dalam Namespace Kubernetes yang kamu pilih. Nama tersebut harus dimulai dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan huruf kecil atau angka, dan hanya berisi huruf kecil, angka dan tanda hubung (-). Nama tersebut juga dibatasi hanya 24 karakter. Spasi di depan dan belakang nama tersebut diabaikan.

  • Container image (wajib): Tautan publik dari sebuah image kontainer Docker pada registry apapun, atau sebuah image privat (biasanya di-hosting di Google Container Registry atau Docker Hub). Spesifikasi image kontainer tersebut harus diakhiri dengan titik dua.

  • Number of pods (wajib): Berapa banyak Pod yang kamu inginkan untuk men-deploy aplikasimu. Nilainya haruslah sebuah bilangan bulat positif.

    Sebuah Deployment akan terbuat untuk mempertahankan jumlah Pod di klaster kamu.

  • Service (opsional): Untuk beberapa aplikasi (misalnya aplikasi frontend) kamu mungkin akan mengekspos sebuah Service ke alamat IP publik yang mungkin berada diluar klaster kamu(Service eksternal). Untuk Service eksternal, kamu mungkin perlu membuka lebih dari satu porta jaringan untuk mengeksposnya. Lihat lebih lanjut di sini.

    Service lainnya yang hanya dapat diakses dari dalam klaster disebut Service internal.

    Terlepas dari jenis Service, jika kamu memilih untuk membuat sebuah Service dan Container kamu berjalan di sebuah porta(arah masuk), kamu perlu menentukan dua porta. Service akan memetakan porta(arah masuk) ke porta target yang ada di sisi Container. Service akan mengarahkan ke Pod-Pod kamu yang sudah di-deploy. Protokol yang didukung adalah TCP dan UDP. Nama DNS internal untuk Service ini akan sesuai dengan nama aplikasi yang telah kamu tentukan diatas.

Jika membutuhkan, kamu dapat membuka bagian Advanced options di mana kamu dapat menyetel lebih banyak pengaturan:

  • Description: Tels yang kamu masukkan ke sini akan ditambahkan sebagai sebuah anotasi ke Deployment dan akan ditampilkan di detail aplikasi.

  • Labels: Label-label bawaan yang akan digunakan untuk aplikasi kamu adalah name dan version aplikasi. Kamu dapat menentukan label lain untuk diterapkan ke Deployment, Service (jika ada), dan Pod, seperti release, environment, tier, partition, dan track rilis.

    Contoh:

    release=1.0
    tier=frontend
    environment=pod
    track=stable
    
  • Namespace: Kubernetes mendukung beberapa klaster virtual yang berjalan di atas klaster fisik yang sama. Klaster virtual ini disebut Namespace. Mereka mengizinkan kamu untuk mempartisi sumber daya ke beberapa grup yang diberi nama secara logis.

    Dashboard menampilkan semua Namespace yang tersedia dalam sebuah daftar dropdown, dan mengizinkan kamu untuk membuat Namespace baru. Nama yang diizinkan untuk Namespace terdiri dari maksimal 63 karakter alfanumerik dan tanda hubung (-), dan tidak boleh ada huruf kapital. Nama dari Namespace tidak boleh terdiri dari angka saja. Jika nama Namespace disetel menjadi sebuah angka, misalnya 10, maka Pod tersebut akan ditaruh di Namespace default.

    Jika pembuatan Namespace berhasil, Namespace tersebut akan dipilih secara bawaan. Jika pembuatannya gagal, maka Namespace yang pertama akan terpilih.

  • Image Pull Secret: Jika kamu menggunakan image kontainer Docker yang privat, mungkin diperlukan kredensial pull secret.

    Dashboard menampilkan semua secret yang tersedia dengan daftar dropdown, dan mengizinkan kamu untuk membuat secret baru. Nama secret tersebut harus mengikuti aturan Nama DNS, misalnya new.image-pull.secret. Isi dari sebuah secret harus dienkode dalam bentuk base64 dan ditentukan dalam sebuah berkas .dockercfg. Nama kredensial dapat berisi maksimal 253 karakter.

    Jika pembuatan image pull secret berhasil, image pull secret tersebut akan terpilih secara bawaan. Jika gagal, maka tidak ada secret yang dipilih.

  • CPU requirement (cores) dan Memory requirement (MiB): Kamu dapat menentukan batasan sumber daya minimal untuk Container. Secara bawaan, Pod-Pod berjalan dengan CPU dan memori yang tak dibatasi.

  • Run command dan Run command arguments: Secara bawaan, Container-Container kamu akan menjalankan perintah entrypoint bawaan dari image Docker yang ditentukan. Kamu dapat menggunakan opsi Run command dan Run command arguments untuk mengganti bawaannya.

  • Run as priveleged: Pengaturan ini untuk menentukan sebuah proses yang berjalan dalam privileged container sepadan dengan proses yang berjalan sebagai root pada host-nya. Priveleged container dapat menggunakan kemampuan seperti memanipulasi stack jaringan dan mengakses perangkat-perangkat.

  • Environment variables: Kubernetes mengekspos Service melalui environment variable. Kamu dapat membuat environment variable atau meneruskan argumen ke perintah-perintah untuk menjalankan Container dengan nilai dari environment variable. Environment Variable dapat digunakan pada aplikasi-aplikasi untuk menemukan sebuah Service. Nilai environment variable dapat merujuk ke variabel lain menggunakan sintaksis $(VAR_NAME).

Menggungah berkas YAML atau JSON

Kubernetes mendukung pengaturan deklaratif. Dengan cara ini, semua pengaturan disimpan dalam bentuk berkas YAML atau JSON menggunakan skema sumber daya [API.

Sebagai alternatif untuk menentukan detail aplikasi di deploy wizard, kamu dapat menentukan sendiri detail aplikasi kamu dalam berkas YAML atau JSON, dan mengunggah berkas tersebut menggunakan Dashboard.

Menggunakan Dashboard

Bagian ini akan menjelaskan bagian-bagian yang ada pada Antarmuka Dashboard Kubernetes; apa saja yang mereka sediakan dan bagaimana cara menggunakanya.

Ketika ada objek Kubernetes yang sudah didefinisikan di dalam klaster, Dashboard akan menampilkanya di tampilan awalnya. Secara bawaan hanya objek-objek dalam Namespace default saja yang ditampilkan di sini dan kamu dapat menggantinya dengan selektor Namespace yang berada di menu navigasi.

Dashboard menampilkan jenis objek Kubernetes dan mengelompokanya dalam beberapa kategori menu.

Admin Overview

Untuk administrasi klaster dan Namespace, Dashboard menampilkan Node, Namespace dan PresistentVolume dan memiliki tampilan yang detail untuk objek-objek tersebut. Daftar Node berisi metrik penggunaan CPU dan memori yang dikumpulkan dari semua Node. Tampilan detail menampilkan metrik-metrik untuk sebuah Node, spesifikasinya, status, sumber daya yang dialokasikan, event-event, dan Pod-Pod yang sedang berjalan di Node tersebut.

Workloads

Menampilkan semua aplikasi yang sedang berjalan di Namespace yang dipilih. Tampilan ini menampilkan aplikasi berdasarkan jenis beban kerja (misalnya, Deployment, Replica Set, Stateful Set, dll.) dan setiap jenis beban kerja memiliki tampilanya sendiri. Daftar ini merangkum informasi yang dapat ditindaklanjuti, seperti berapa banyak Pod yang siap untuk setiap Replica Set atau penggunaan memori pada sebuah Pod.

Tampilan detail dari beban kerja menampilkan status dan informasi spesifik serta hubungan antara objek. Misalnya, Pod-Pod yang diatur oleh ReplicaSet atau, ReplicaSet-ReplicaSet baru, dan HorizontalPodAutoscaler untuk Deployment.

Services

Menampilkan sumber daya Kubernetes yang mengizinkan untuk mengekspos Service-Service ke jaringan luar dan menemukannya (service discovery) di dalam klaster. Untuk itu, tampilan dari Service dan Ingress menunjukan Pod-Pod yang ditarget oleh mereka, endpoint-endpoint internal untuk koneksi klaster, dan endpoint-endpoint eksternal untuk pengguna eksternal.

Storage

Tampilan Storage menampilkan sumber-sumber daya PersistentVolumeClaim yang digunakan oleh aplikasi untuk menyimpan data.

Config Maps dan Secrets

Menampilkan semua sumber daya Kubernetes yang digunakan untuk pengaturan aplikasi yang sedang berjalan di klaster. Pada tampilan ini kamu dapat mengedit dan mengelola objek-objek konfigurasi dan menampilkan kredensial yang tersembunyi secara bawaan.

Logs Viewer

Laman daftar dan detail Pod tertaut dengan laman penampil log (log viewer). Kamu dapat menelusuri log yang berasal dari Container-Container pada sebuah Pod.

Logs viewer

Selanjutnya

Untuk informasi lebih lanjut, lihat Laman proyek Kubernetes Dashboard.

2 - Mengakses Klaster

Topik ini membahas tentang berbagai cara untuk berinteraksi dengan klaster.

Mengakses untuk pertama kalinya dengan kubectl

Saat mengakses API Kubernetes untuk pertama kalinya, kami sarankan untuk menggunakan CLI Kubernetes, kubectl.

Untuk mengakses sebuah klaster, kamu perlu mengetahui lokasi klaster dan mempunyai kredensial untuk mengaksesnya. Biasanya, ini secara otomatis diatur saat kamu mengikuti Panduan persiapan, atau orang lain yang mengatur klaster dan memberikan kredensial dan lokasi kepadamu.

Periksa lokasi dan kredensial yang ada pada konfigurasi kubectl-mu melalui perintah ini:

kubectl config view

Beragam contoh menyediakan pengantar penggunaan kubectl, dan dokumentasi lengkap dapat ditemukan di kubectl manual.

Mengakses REST API secara langsung

Kubectl menangani pencarian dan autentikasi ke apiserver. Jika kamu ingin secara langsung mengakses REST API dengan klien HTTP seperti curl atau wget, atau peramban, ada beberapa cara untuk pencarian dan autentikasi:

  • Jalankan kubectl dalam mode proksi.
    • Pendekatan yang disarankan.
    • Menggunakan lokasi apiserver yang tersimpan.
    • Melakukan verifikasi identitas apiserver menggunakan sertifikat elektronik yang ditandatangani sendiri. Tidak memungkinkan adanya MITM.
    • Melakukan autentikasi ke apiserver.
    • Di masa depan, dimungkinkan dapat melakukan load-balancing dan failover yang cerdas dari sisi klien.
  • Penyediaan lokasi dan kredensial langsung ke klien http.
    • Pendekatan alternatif.
    • Bekerja dengan beberapa jenis kode klien dengan menggunakan proksi.
    • Perlu mengimpor sertifikat elektronik root ke peramban kamu untuk melindungi dari MITM.

Menggunakan kubectl proxy

Perintah berikut akan menjalankan kubectl dalam mode di mana ia bertindak sebagai proksi terbalik (reverse proxy). Hal ini menangani pencarian dan autentikasi apiserver. Jalankan seperti ini:

kubectl proxy --port=8080

Lihat kubectl proxy untuk lebih jelasnya.

Kemudian kamu dapat menjelajahi API-nya dengan curl, wget, atau peramban, ganti localhost dengan [::1] untuk IPv6, seperti ini:

curl http://localhost:8080/api/

Hasil keluarannya seperti ini:

{
  "kind": "APIVersions",
  "versions": [
    "v1"
  ],
  "serverAddressByClientCIDRs": [
    {
      "clientCIDR": "0.0.0.0/0",
      "serverAddress": "10.0.1.149:443"
    }
  ]
}

Tanpa menggunakan kubectl proxy

Gunakan kubectl describe secret... untuk mendapatkan token untuk akun servis (service account) default dengan grep/cut:

APISERVER=$(kubectl config view --minify | grep server | cut -f 2- -d ":" | tr -d " ")
SECRET_NAME=$(kubectl get secrets | grep ^default | cut -f1 -d ' ')
TOKEN=$(kubectl describe secret $SECRET_NAME | grep -E '^token' | cut -f2 -d':' | tr -d " ")

curl $APISERVER/api --header "Authorization: Bearer $TOKEN" --insecure

Hasil keluarannya seperti ini:

{
  "kind": "APIVersions",
  "versions": [
    "v1"
  ],
  "serverAddressByClientCIDRs": [
    {
      "clientCIDR": "0.0.0.0/0",
      "serverAddress": "10.0.1.149:443"
    }
  ]
}

Menggunakan jsonpath:

APISERVER=$(kubectl config view --minify -o jsonpath='{.clusters[0].cluster.server}')
SECRET_NAME=$(kubectl get serviceaccount default -o jsonpath='{.secrets[0].name}')
TOKEN=$(kubectl get secret $SECRET_NAME -o jsonpath='{.data.token}' | base64 --decode)

curl $APISERVER/api --header "Authorization: Bearer $TOKEN" --insecure

Hasil keluarannya seperti ini:

{
  "kind": "APIVersions",
  "versions": [
    "v1"
  ],
  "serverAddressByClientCIDRs": [
    {
      "clientCIDR": "0.0.0.0/0",
      "serverAddress": "10.0.1.149:443"
    }
  ]
}

Contoh di atas menggunakan flag --insecure. Hal ini membuatnya rentan terhadap serangan MITM. Ketika kubectl mengakses klaster, kubectl menggunakan sertifikat elektronik root yang tersimpan dan sertifikat elektronik klien untuk mengakses server. (Sertifikat-sertifikat elektronik tersebut diinstal di direktori ~/.kube). Karena sertifikat elektronik klaster biasanya ditandatangani sendiri, mungkin diperlukan konfigurasi khusus untuk membuat klien HTTP kamu menggunakan sertifikat elektronik root.

Pada beberapa klaster, apiserver tidak memerlukan autentikasi; mungkin apiserver tersebut meladen (serve) di localhost, atau dilindungi oleh sebuah dinding api (firewall). Tidak ada standar untuk ini. Mengonfigurasi Akses ke API menjelaskan bagaimana admin klaster dapat mengonfigurasi hal ini. Pendekatan semacam itu dapat bertentangan dengan dukungan ketersediaan tinggi (high-availability) pada masa depan.

Akses terprogram ke API

Kubernetes secara resmi mendukung pustaka (library) klien Go dan Python.

Klien Go

  • Untuk mendapatkan pustakanya, jalankan perintah berikut: go get k8s.io/client-go@kubernetes-<kubernetes-version-number>, lihat INSTALL.md untuk instruksi instalasi yang lebih detail. Lihat https://github.com/kubernetes/client-go untuk melihat versi yang didukung.
  • Tulis aplikasi dengan menggunakan klien client-go. Perhatikan bahwa client-go mendefinisikan objek APInya sendiri, jadi jika perlu, silakan impor definisi API dari client-go daripada dari repositori utama, misalnya, import "k8s.io/client-go/kubernetes".

Klien Go dapat menggunakan berkas kubeconfig yang sama dengan yang digunakan oleh CLI kubectl untuk mencari dan mengautentikasi ke apiserver. Lihat contoh ini.

Jika aplikasi ini digunakan sebagai Pod di klaster, silakan lihat bagian selanjutnya.

Klien Python

Untuk menggunakan klien Python, jalankan perintah berikut: pip install kubernetes. Lihat halaman Pustaka Klien Python untuk opsi instalasi lainnya.

Klien Python dapat menggunakan berkas kubeconfig yang sama dengan yang digunakan oleh CLI kubectl untuk mencari dan mengautentikasi ke apiserver. Lihat contoh.

Bahasa lainnya

Ada pustaka klien untuk mengakses API dari bahasa lain. Lihat dokumentasi pustaka lain untuk melihat bagaimana mereka melakukan autentikasi.

Mengakses API dari Pod

Saat mengakses API dari Pod, pencarian dan autentikasi ke apiserver agak berbeda.

Cara yang disarankan untuk menemukan apiserver di dalam Pod adalah dengan nama DNS kubernetes.default.svc, yang akan mengubah kedalam bentuk Service IP yang pada gilirannya akan dialihkan ke apiserver.

Cara yang disarankan untuk mengautentikasi ke apiserver adalah dengan kredensial akun servis. Oleh kube-system, Pod dikaitkan dengan sebuah akun servis (service account), dan sebuah kredensial (token) untuk akun servis (service account) tersebut ditempatkan ke pohon sistem berkas (file system tree) dari setiap Container di dalam Pod tersebut, di /var/run/secrets/kubernetes.io/serviceaccount/token.

Jika tersedia, bundel sertifikat elektronik ditempatkan ke pohon sistem berkas dari setiap Container di /var/run/secrets/kubernetes.io/serviceaccount/ca.crt, dan itu akan digunakan untuk memverifikasi sertifikat elektronik yang digunakan apiserver untuk meladen.

Terakhir, Namespace default yang akan digunakan untuk operasi API namespaced ditempatkan di dalam berkas /var/run/secrets/kubernetes.io/serviceaccount/namespace di dalam setiap Container.

Dari dalam Pod, cara yang disarankan untuk menghubungi API adalah:

  • Jalankan kubectl proxy pada Container sidecar di dalam Pod, atau sebagai proses background di dalam Container. Perintah tersebut memproksi API Kubernetes pada antarmuka localhost Pod tersebut, sehingga proses lain dalam Container apa pun milik Pod dapat mengaksesnya.
  • Gunakan pustaka klien Go, dan buatlah sebuah klien menggunakan fungsi rest.InClusterConfig() dan kubernetes.NewForConfig(). Mereka menangani pencarian dan autentikasi ke apiserver. contoh

Pada setiap kasus, kredensial Pod digunakan untuk berkomunikasi secara aman dengan apiserver.

Mengakses servis yang berjalan di klaster

Bagian sebelumnya menjelaskan tentang menghubungi server API Kubernetes. Bagian ini menjelaskan tentang menghubungi servis lain yang berjalan di klaster Kubernetes. Di Kubernetes, semua Node, Pod, dan Service memiliki IP sendiri. Dalam banyak kasus, IP Node, IP Pod, dan beberapa IP Service pada sebuah klaster tidak dapat dirutekan, sehingga mereka tidak terjangkau dari mesin di luar klaster, seperti mesin desktop kamu.

Cara untuk terhubung

Kamu memiliki beberapa opsi untuk menghubungi Node, Pod, dan Service dari luar klaster:

  • Mengakses Service melalui IP publik.
    • Gunakan Service dengan tipe NodePort atau LoadBalancer untuk membuat Service dapat dijangkau di luar klaster. Lihat dokumentasi Service dan perintah kubectl expose.
    • Bergantung pada lingkungan klaster kamu, hal ini mungkin hanya mengekspos Service ke jaringan perusahaan kamu, atau mungkin mengeksposnya ke internet. Pikirkan apakah Service yang diekspos aman atau tidak. Apakah layanan di balik Service tersebut melakukan autentikasinya sendiri?
    • Tempatkan Pod di belakang Service. Untuk mengakses satu Pod tertentu dari sekumpulan replika, misalnya untuk pengawakutuan (debugging), letakkan label unik di Pod dan buat Service baru yang memilih label ini.
    • Pada kebanyakan kasus, pengembang aplikasi tidak perlu langsung mengakses Node melalui IP Node mereka.
  • Akses Service, Node, atau Pod menggunakan Verb Proxy.
    • Apakah autentikasi dan otorisasi apiserver dilakukan sebelum mengakses Service jarak jauh. Gunakan ini jika Service tersebut tidak cukup aman untuk diekspos ke internet, atau untuk mendapatkan akses ke porta (port) pada IP Node, atau untuk pengawakutuan.
    • Proksi dapat menyebabkan masalah untuk beberapa aplikasi web.
    • Hanya bekerja pada HTTP/HTTPS.
    • Dijelaskan di sini.
  • Akses dari Node atau Pod di klaster.
    • Jalankan Pod, kemudian hubungkan ke sebuah shell di dalamnya menggunakan kubectl exec. Hubungi Node, Pod, dan Service lain dari shell itu.
    • Beberapa klaster memungkinkan kamu untuk melakukan SSH ke sebuah Node di dalam klaster. Dari sana, kamu mungkin dapat mengakses Service-Service klaster. Hal ini merupakan metode yang tidak standar, dan akan bekerja pada beberapa klaster tetapi tidak pada yang lain. Peramban dan perkakas lain mungkin diinstal atau tidak. DNS Klaster mungkin tidak berfungsi.

Menemukan Service bawaan (builtin)

Biasanya, ada beberapa Service yang dimulai pada sebuah klaster oleh kube-system. Dapatkan daftarnya dengan perintah kubectl cluster-info:

kubectl cluster-info

Keluarannya mirip seperti ini:

Kubernetes master is running at https://104.197.5.247
elasticsearch-logging is running at https://104.197.5.247/api/v1/namespaces/kube-system/services/elasticsearch-logging/proxy
kibana-logging is running at https://104.197.5.247/api/v1/namespaces/kube-system/services/kibana-logging/proxy
kube-dns is running at https://104.197.5.247/api/v1/namespaces/kube-system/services/kube-dns/proxy
grafana is running at https://104.197.5.247/api/v1/namespaces/kube-system/services/monitoring-grafana/proxy
heapster is running at https://104.197.5.247/api/v1/namespaces/kube-system/services/monitoring-heapster/proxy

Ini menunjukkan URL proxy-verb untuk mengakses setiap Service. Misalnya, klaster ini mempunyai pencatatan log pada level klaster (cluster-level logging) yang aktif (menggunakan Elasticsearch), yang dapat dicapai di https://104.197.5.247/api/v1/namespaces/kube-system/services/elasticsearch-logging/proxy/ jika kredensial yang sesuai diberikan. Pencatatan log dapat pula dicapai dengan sebuah proksi kubectl, misalnya di: http://localhost:8080/api/v1/namespaces/kube-system/services/elasticsearch-logging/proxy/. (Lihat di atas untuk panduan bagaimana cara meneruskan kredensial atau menggunakan kubectl proxy.)

Membuat URL proksi apiserver secara manual

Seperti disebutkan di atas, kamu menggunakan perintah kubectl cluster-info untuk mendapatkan URL proksi suatu Service. Untuk membuat URL proksi yang memuat endpoint-endpoint Service, sufiks, dan parameter, kamu cukup menambahkan ke URL proksi Service: http://alamat_kubernetes_master/api/v1/namespaces/nama_namespace/services/nama_servis[:nama_porta]/proxy

Jika kamu belum menentukan nama untuk porta kamu, kamu tidak perlu memasukan nama_porta di URL.

Secara bawaan, server API memproksi ke Service kamu menggunakan HTTP. Untuk menggunakan HTTPS, awali nama Service dengan https:: http://alamat_kubernetes_master/api/v1/namespaces/nama_namespace/services/https:nama_servis:[nama_porta]/proxy

Format yang didukung untuk segmen nama URL adalah:

  • <nama_servis> - Memproksi ke porta bawaan atau porta tanpa nama menggunakan HTTP
  • <nama_servis>:<nama_porta> - Memproksi ke porta yang telah ditentukan menggunakan HTTP
  • https:<nama_servis>: - Memproksi ke porta bawaan atau porta tanpa nama menggunakan HTTPS (perhatikan tanda adanya titik dua)
  • https:<nama_servis>:<nama_porta> - proksi ke porta yang telah ditentukan menggunakan https
Contoh
  • Untuk mengakses endpoint Service Elasticsearch _search?q=user:kimchy, kamu dapat menggunakan: http://104.197.5.247/api/v1/namespaces/kube-system/services/elasticsearch-logging/proxy/_search?q=user:kimchy
  • Untuk mengakses informasi kesehatan klaster Elasticsearch _cluster/health?pretty=true, kamu dapat menggunakan: https://104.197.5.247/api/v1/namespaces/kube-system/services/elasticsearch-logging/proxy/_cluster/health?pretty=true
{
  "cluster_name" : "kubernetes_logging",
  "status" : "yellow",
  "timed_out" : false,
  "number_of_nodes" : 1,
  "number_of_data_nodes" : 1,
  "active_primary_shards" : 5,
  "active_shards" : 5,
  "relocating_shards" : 0,
  "initializing_shards" : 0,
  "unassigned_shards" : 5
}

Menggunakan peramban web untuk mengakses Service yang berjalan di klaster

Kamu mungkin dapat memasukkan URL proksi apiserver ke bilah alamat peramban. Namun:

  • Peramban web biasanya tidak dapat menerima token, jadi kamu mungkin perlu menggunakan autentikasi dasar/basic auth (kata sandi). Apiserver dapat dikonfigurasi untuk menerima autentikasi dasar, tetapi klaster kamu mungkin belum dikonfigurasi untuk menerima autentikasi dasar.
  • Beberapa aplikasi web mungkin tidak berfungsi, terutama yang memiliki javascript pada sisi klien yang digunakan untuk membuat URL sedemikian sehingga ia tidak mengetahui adanya prefiks jalur (path) proksi (/proxy).

Meminta pengalihan

Kemampuan pengalihan telah usang (deprecated) dan dihapus. Silakan gunakan proksi (lihat di bawah) sebagai gantinya.

Begitu Banyaknya Proksi

Ada beberapa proksi berbeda yang mungkin kamu temui saat menggunakan Kubernetes:

  1. Proksi kubectl:

    • berjalan di desktop pengguna atau di Pod
    • memproksi dari sebuah alamat localhost ke apiserver Kubernetes
    • dari klien ke proksi menggunakan HTTP
    • dari proksi ke apiserver menggunakan HTTPS
    • menemukan apiserver-nya
    • menambahkan header-header autentikasi
  2. Proksi apiserver:

    • merupakan sebuah bastion yang dibangun ke dalam apiserver
    • menghubungkan pengguna di luar klaster ke IP klaster yang mungkin tidak dapat dijangkau
    • berjalan dalam proses apiserver
    • dari klien ke proksi menggunakan HTTPS (atau HTTP jika apiserver dikonfigurasi)
    • dari proksi ke target dapat menggunakan HTTP atau HTTPS seperti yang dipilih oleh proksi menggunakan informasi yang tersedia
    • dapat digunakan untuk menjangkau Node, Pod, atau Service
    • melakukan load balancing saat digunakan untuk menjangkau sebuah Service
  3. kube-proxy:

    • berjalan di setiap Node
    • memproksi UDP dan TCP
    • tidak mengerti HTTP
    • menyediakan load balancing
    • hanya digunakan untuk menjangkau Service
  4. Sebuah Proksi/Load-balancer di depan apiserver:

    • keberadaan dan implementasi bervariasi dari satu klaster ke klaster lainnya (mis. nginx)
    • terletak di antara semua klien dan satu atau lebih apiserver
    • bertindak sebagai load balancer jika terdapat beberapa apiserver.
  5. Cloud Load Balancer pada Service eksternal:

    • disediakan oleh beberapa penyedia layanan cloud (mis. AWS ELB, Google Cloud Load Balancer)
    • dibuat secara otomatis ketika Service Kubernetes memiliki tipe LoadBalancer
    • hanya menggunakan UDP/TCP
    • implementasi bervariasi berdasarkan penyedia layanan cloud.

Pengguna Kubernetes biasanya tidak perlu khawatir tentang apa pun selain dua jenis pertama. Admin klaster biasanya akan memastikan bahwa tipe yang terakhir telah diatur dengan benar.

3 - Mengkonfigurasi Akses ke Banyak Klaster

Halaman ini menunjukkan bagaimana mengkonfigurasi akses ke banyak klaster dengan menggunakan berkas (file) konfigurasi. Setelah semua klaster, pengguna, dan konteks didefinisikan di satu atau lebih berkas konfigurasi, kamu akan dengan cepat berpindah antar klaster dengan menggunakan perintah kubectl config use-context.

Sebelum kamu memulai

Kamu harus memiliki klaster Kubernetes, dan perangkat baris perintah kubectl juga harus dikonfigurasikan untuk berkomunikasi dengan klastermu. Jika kamu belum memiliki klaster, kamu dapat membuatnya dengan menggunakan minikube, atau kamu juga dapat menggunakan salah satu dari tempat mencoba Kubernetes berikut ini:

Untuk melihat versi, tekan kubectl version.

Mendefinisikan klaster, pengguna, dan konteks

Misalkan kamu memiliki dua klaster, satu untuk pekerjaan pengembangan dan satu untuk pekerjaan eksperimen (scratch). Di klaster pengembangan, pengembang frontend kamu bekerja di sebuah Namespace bernama frontend, dan pengembang penyimpanan kamu bekerja di sebuah Namespace bernama storage. Di klaster scratch kamu, pengembang bekerja di Namespace default, atau mereka membuat Namespace tambahan sesuai keinginan mereka. Akses ke klaster development membutuhkan autentikasi dengan sertifikat. Akses ke klaster scratch membutuhkan autentikasi dengan nama pengguna dan kata sandi.

Buat sebuah direktori bernama config-exercise. Di direktori config-exercise kamu, buat sebuah berkas bernama config-demo dengan konten ini:

apiVersion: v1
kind: Config
preferences: {}

clusters:
- cluster:
  name: development
- cluster:
  name: scratch

users:
- name: developer
- name: experimenter

contexts:
- context:
  name: dev-frontend
- context:
  name: dev-storage
- context:
  name: exp-scratch

Berkas konfigurasi di atas mendeskripsikan semua klaster, pengguna, dan konteks. Berkas config-demo kamu memiliki kerangka kerja untuk mendeskripsikan dua klaster, dua pengguna, dan tiga konteks.

Buka direktori config-exercise kamu. Masukkan perintah-perintah berikut untuk menambahkan detail ke berkas konfigurasi kamu:

kubectl config --kubeconfig=config-demo set-cluster development --server=https://1.2.3.4 --certificate-authority=fake-ca-file
kubectl config --kubeconfig=config-demo set-cluster scratch --server=https://5.6.7.8 --insecure-skip-tls-verify

Tambahkan detail pengguna ke berkas konfigurasi kamu:

kubectl config --kubeconfig=config-demo set-credentials developer --client-certificate=fake-cert-file --client-key=fake-key-seefile
kubectl config --kubeconfig=config-demo set-credentials experimenter --username=exp --password=some-password

Tambahkan detail konteks ke berkas konfigurasi kamu:

kubectl config --kubeconfig=config-demo set-context dev-frontend --cluster=development --namespace=frontend --user=developer
kubectl config --kubeconfig=config-demo set-context dev-storage --cluster=development --namespace=storage --user=developer
kubectl config --kubeconfig=config-demo set-context exp-scratch --cluster=scratch --namespace=default --user=experimenter

Buka berkas config-demo kamu untuk melihat detail-detail yang telah ditambah. Sebagai alternatif dari membuka berkas config-demo, kamu bisa menggunakan perintah config view.

kubectl config --kubeconfig=config-demo view

Keluaran akan menampilkan dua klaster, dua pengguna, dan tiga konteks:

apiVersion: v1
clusters:
- cluster:
    certificate-authority: fake-ca-file
    server: https://1.2.3.4
  name: development
- cluster:
    insecure-skip-tls-verify: true
    server: https://5.6.7.8
  name: scratch
contexts:
- context:
    cluster: development
    namespace: frontend
    user: developer
  name: dev-frontend
- context:
    cluster: development
    namespace: storage
    user: developer
  name: dev-storage
- context:
    cluster: scratch
    namespace: default
    user: experimenter
  name: exp-scratch
current-context: ""
kind: Config
preferences: {}
users:
- name: developer
  user:
    client-certificate: fake-cert-file
    client-key: fake-key-file
- name: experimenter
  user:
    password: some-password
    username: exp

fake-ca-file, fake-cert-file, dan fake-key-file di atas adalah placeholder untuk nama jalur (pathname) dari berkas-berkas sertifikat. Kamu harus menggantinya menjadi nama jalur sebenarnya dari berkas-berkas sertifikat di dalam lingkungan (environment) kamu.

Terkadang kamu mungkin ingin menggunakan data yang disandikan Base64 yang langsung dimasukkan di berkas konfigurasi daripada menggunakan berkas sertifikat yang terpisah. Dalam kasus ini, kamu perlu menambahkan akhiran -data ke kunci. Contoh, certificate-authority-data, client-certificate-data, dan client-key-data.

Setiap konteks memiliki tiga bagian: klaster, pengguna, dan Namespace. Sebagai contoh, konteks dev-frontend menyatakan, "Gunakan kredensial dari pengguna developer untuk mengakses Namespace frontend di klaster development.

Mengatur konteks yang digunakan:

kubectl config --kubeconfig=config-demo use-context dev-frontend

Sekarang kapanpun kamu memasukkan perintah kubectl, aksi tersebut akan diterapkan untuk klaster, dan Namespace yang terdaftar pada konteks dev-frontend. Dan perintah tersebut akan menggunakan kredensial dari pengguna yang terdaftar pada konteks dev-frontend.

Untuk melihat hanya informasi konfigurasi yang berkaitan dengan konteks saat ini, gunakan --minify flag.

kubectl config --kubeconfig=config-demo view --minify

Output menunjukkan informasi konfigurasi yang berkaitan dengan konteks dev-frontend:

apiVersion: v1
clusters:
- cluster:
    certificate-authority: fake-ca-file
    server: https://1.2.3.4
  name: development
contexts:
- context:
    cluster: development
    namespace: frontend
    user: developer
  name: dev-frontend
current-context: dev-frontend
kind: Config
preferences: {}
users:
- name: developer
  user:
    client-certificate: fake-cert-file
    client-key: fake-key-file

Sekarang apabila kamu ingin bekerja sebentar di klaster eksperimen.

Ubah konteks saat ini menjadi exp-scratch:

kubectl config --kubeconfig=config-demo use-context exp-scratch

Sekarang, setiap perintah kubectl yang diberikan akan berlaku untuk Namespace default dari klaster scratch. Dan perintah akan menggunakan kredensial dari pengguna yang terdaftar di konteks exp-scratch.

Untuk melihat konfigurasi yang berkaitan dengan konteks saat ini, exp-scratch.

kubectl config --kubeconfig=config-demo view --minify

Akhirnya, misalkan kamu ingin bekerja sebentar di Namespace storage pada klaster development.

Ubah konteks saat ini menjadi dev-storage:

kubectl config --kubeconfig=config-demo use-context dev-storage

Untuk melihat konfigurasi yang berkaitan dengan konteks baru saat ini, dev-storage.

kubectl config --kubeconfig=config-demo view --minify

Membuat sebuah berkas konfigurasi kedua

Di direktori config-exercise kamu, buat sebuah berkas bernama config-demo-2 dengan konten ini:

apiVersion: v1
kind: Config
preferences: {}

contexts:
- context:
    cluster: development
    namespace: ramp
    user: developer
  name: dev-ramp-up

Berkas konfigurasi di atas mendefinisikan sebuah konteks baru bernama dev-ramp-up.

Mengatur variabel lingkungan KUBECONFIG

Lihat apakah kamu sudah memiliki sebuah variabel lingkungan bernama KUBECONFIG. Jika iya, simpan nilai saat ini dari variabel lingkungan KUBECONFIG kamu, sehingga kamu dapat mengembalikannya nanti. Sebagai contohL

Linux

export KUBECONFIG_SAVED=$KUBECONFIG

Windows PowerShell

$Env:KUBECONFIG_SAVED=$ENV:KUBECONFIG

Variabel lingkungan KUBECONFIG adalah sebuah daftar dari jalur-jalur (beragam path) menuju berkas konfigurasi. Daftar ini dibatasi oleh tanda titik dua untuk Linux dan Mac, dan tanda titik koma untuk Windows. Jika kamu memiliki sebuah variabel lingkungan KUBECONFIG, biasakan diri kamu dengan berkas-berkas konfigurasi yang ada pada daftar.

Tambahkan sementara dua jalur ke variabel lingkungan KUBECONFIG kamu. Sebagai contoh:

Linux

export KUBECONFIG=$KUBECONFIG:config-demo:config-demo-2

Windows PowerShell

$Env:KUBECONFIG=("config-demo;config-demo-2")

Di direktori config-exercise kamu, masukan perintah ini:

kubectl config view

Keluaran menunjukkan informasi gabungan dari semua berkas yang terdaftar dalam variabel lingkungan KUBECONFIG kamu. Secara khusus, perhatikan bahwa informasi gabungan tersebut memiliki konteks dev-ramp-up, konteks dari berkas config-demo-2, dan tiga konteks dari berkas config-demo:

contexts:
- context:
    cluster: development
    namespace: frontend
    user: developer
  name: dev-frontend
- context:
    cluster: development
    namespace: ramp
    user: developer
  name: dev-ramp-up
- context:
    cluster: development
    namespace: storage
    user: developer
  name: dev-storage
- context:
    cluster: scratch
    namespace: default
    user: experimenter
  name: exp-scratch

Untuk informasi lebih tentang bagaimana berkas Kubeconfig tergabung, lihat Mengatur Akses Cluster Menggunakan Berkas Kubeconfig

Jelajahi direktori $HOME/.kube

Jika kamu sudah memiliki sebuah klaster, dan kamu bisa menggunakan kubectl untuk berinteraksi dengan klaster kamu, kemudian kamu mungkin memiliki sebuah berkas bernama config di direktori $HOME/.kube.

Buka $HOME/.kube, dan lihat berkas-berkas apa saja yang ada. Biasanya ada berkas bernama config. Mungkin juga ada berkas-berkas konfigurasi lain di direktori ini. Biasakan diri anda dengan konten-konten yang ada di berkas-berkas tersebut.

Tambahkan $HOME/.kube/config ke variabel lingkungan KUBECONFIG kamu

Jika kamu memiliki sebuah berkas $HOME/.kube/config, dan belum terdaftar dalam variabel lingungan KUBECONFIG kamu, tambahkan berkas tersebut ke variabel lingkungan KUBECONFIG kamu sekarang. Sebagai contoh:

Linux

export KUBECONFIG=$KUBECONFIG:$HOME/.kube/config

Windows Powershell

$Env:KUBECONFIG=($Env:KUBECONFIG;$HOME/.kube/config)

Lihat gabungan informasi konfigurasi dari semua berkas yang sekarang tergabung dalam variabel lingkungan KUBECONFIG kamu. Di direktori config-exercise kamu, masukkan perintah:

kubectl config view

Membersihkan

Kembalikan variabel lingkungan KUBECONFIG kamu ke nilai asilnya. Sebagai contoh:

Linux

export KUBECONFIG=$KUBECONFIG_SAVED

Windows PowerShell

$Env:KUBECONFIG=$ENV:KUBECONFIG_SAVED

Selanjutnya

4 - Menggunakan Port Forwarding untuk Mengakses Aplikasi di sebuah Klaster

Halaman ini menunjukkan bagaimana menggunakan kubectl port-forward untuk menghubungkan sebuah server Redis yang sedang berjalan di sebuah klaster Kubernetes. Tipe dari koneksi ini dapat berguna untuk melakukan debugging basis data.

Sebelum kamu memulai

Kamu harus memiliki klaster Kubernetes, dan perangkat baris perintah kubectl juga harus dikonfigurasikan untuk berkomunikasi dengan klastermu. Jika kamu belum memiliki klaster, kamu dapat membuatnya dengan menggunakan minikube, atau kamu juga dapat menggunakan salah satu dari tempat mencoba Kubernetes berikut ini:

Kubernetes servermu harus dalam versi yang sama atau lebih baru dari v1.10. Untuk melihat versi, tekan kubectl version.

Membuat Deployment dan Service Redis

  1. Buat sebuah Deployment yang menjalankan Redis:

    kubectl apply -f https://k8s.io/examples/application/guestbook/redis-master-deployment.yaml
    

    Keluaran dari sebuah perintah yang sukses akan memverifikasi bahwa Deployment telah terbuat:

    deployment.apps/redis-master created
    

    Lihat status Pod untuk memeriksa apakah sudah siap:

    kubectl get pods
    

    Keluaran menampilkan Pod yang telah terbuat:

    NAME                            READY     STATUS    RESTARTS   AGE
    redis-master-765d459796-258hz   1/1       Running   0          50s
    

    Lihat status Deployment:

    kubectl get deployment
    

    Keluaran menampilkan bahwa Deployment telah terbuat:

    NAME         READY   UP-TO-DATE   AVAILABLE   AGE
    redis-master 1/1     1            1           55s
    

    Deployment secara otomatis mengatur sebuah ReplicaSet. Lihat status ReplicaSet menggunakan:

    kubectl get replicaset
    

    Keluaran menampilkan bahwa ReplicaSet telah terbuat:

    NAME                      DESIRED   CURRENT   READY     AGE
    redis-master-765d459796   1         1         1         1m
    
  2. Buat sebuah Service untuk mengekspos Redis di jaringan:

    kubectl apply -f https://k8s.io/examples/application/guestbook/redis-master-service.yaml
    

    Keluaran dari perintah yang sukses akan memverifikasi bahwa Service telah terbuat:

    service/redis-master created
    

    Lihat Service yang telah terbuat menggunakan:

    kubectl get service redis-master
    

    Keluaran menampilkan service yang telah terbuat:

    NAME           TYPE        CLUSTER-IP   EXTERNAL-IP   PORT(S)    AGE
    redis-master   ClusterIP   10.0.0.213   <none>        6379/TCP   27s
    
  3. Periksa apakah server Redis berjalan di Pod, dan mendengarkan porta 6379:

    # Ubah redis-master-765d459796-258hz menjadi nama Pod
    kubectl get pod redis-master-765d459796-258hz --template='{{(index (index .spec.containers 0).ports 0).containerPort}}{{"\n"}}'
    

    Keluaran akan menampilkan porta dari Redis di Pod tersebut:

    6379
    

    (ini adalah porta TCP yang dialokasi untuk Redis di internet)

Meneruskan sebuah porta lokal ke sebuah porta pada Pod

  1. kubectl port-forward memungkinkan penggunaan nama sumber daya, seperti sebuah nama Pod, untuk memilih Pod yang sesuai untuk melakukan penerusan porta.

    # Ubah redis-master-765d459796-258hz menjadi nama Pod
    kubectl port-forward redis-master-765d459796-258hz 7000:6379
    

    yang sama seperti

    kubectl port-forward pods/redis-master-765d459796-258hz 7000:6379
    

    atau

    kubectl port-forward deployment/redis-master 7000:6379
    

    atau

    kubectl port-forward replicaset/redis-master 7000:6379
    

    atau

    kubectl port-forward service/redis-master 7000:6379
    

    Semua perintah di atas berfungsi. Keluarannya mirip dengan ini:

    I0710 14:43:38.274550    3655 portforward.go:225] Forwarding from 127.0.0.1:7000 -> 6379
    I0710 14:43:38.274797    3655 portforward.go:225] Forwarding from [::1]:7000 -> 6379
    
  2. Memulai antarmuka baris perintah (command line) Redis:

    redis-cli -p 7000
    
  3. Pada baris perintah di Redis, masukkan perintah ping:

    ping
    

    Sebuah permintaan ping yang sukses akan mengembalikan:

    PONG
    

Diskusi

Koneksi-koneksi yang dibuat ke porta lokal 7000 diteruskan ke porta 6379 dari Pod yang menjalankan server Redis. Dengan koneksi ini, kamu dapat menggunakan workstation lokal untuk melakukan debug basis data yang berjalan di Pod.

Selanjutnya

Belajar lebih tentang kubectl port-forward.

5 - Membuat Load Balancer Eksternal

Laman ini menjelaskan bagaimana membuat Load Balancer Eksternal.

Ketika membuat Service, kamu mempunyai opsi untuk tersambung dengan jaringan cloud load balancer secara otomatis. Hal ini menyediakan akses eksternal alamat IP yang dapat mengirim lalu lintas melalui porta yang tepat pada klaster Node kamu asalkan klaster kamu beroperasi pada lingkungan yang mendukung dan terkonfigurasi dengan paket penyedia cloud load balancer yang benar.

Untuk informasi mengenai penyediaan dan penggunaan sumber daya Ingress yang dapat memberikan servis URL yang dapat dijangkau secara eksternal, penyeimbang beban lalu lintas, terminasi SSL, dll., silahkan cek dokumentasi Ingress

Sebelum kamu memulai

  • Kamu harus memiliki klaster Kubernetes, dan perangkat baris perintah kubectl juga harus dikonfigurasikan untuk berkomunikasi dengan klastermu. Jika kamu belum memiliki klaster, kamu dapat membuatnya dengan menggunakan minikube, atau kamu juga dapat menggunakan salah satu dari tempat mencoba Kubernetes berikut ini:

    Untuk melihat versi, tekan kubectl version.

Berkas konfigurasi

Untuk membuat load balancer eksternal, tambahkan baris di bawah ini ke berkas konfigurasi Service kamu:

    type: LoadBalancer

Berkas konfigurasi kamu mungkin terlihat seperti ini:

apiVersion: v1
kind: Service
metadata:
  name: example-service
spec:
  selector:
    app: example
  ports:
    - port: 8765
      targetPort: 9376
  type: LoadBalancer

Menggunakan kubectl

Kamu dapat membuat Service dengan perintah kubectl expose dan flag --type=LoadBalancer:

kubectl expose rc example --port=8765 --target-port=9376 \
        --name=example-service --type=LoadBalancer

Perintah ini membuat Service baru dengan menggunakan pemilih yang sama dengan sumber daya yang dirujuk (dalam hal contoh di atas, ReplicationController bernama example).

Untuk informasi lebih lanjut, termasuk opsi flag, mengacu kepada referensi kubectl expose.

Menemukan alamat IP kamu

Kamu dapat menemukan alamat IP yang telah dibuat untuk Service kamu dengan mendapatkan informasi Service melalui kubectl:

kubectl describe services example-service

yang seharusnya menghasilkan keluaran seperti ini:

    Name:                   example-service
    Namespace:              default
    Labels:                 <none>
    Annotations:            <none>
    Selector:               app=example
    Type:                   LoadBalancer
    IP:                     10.67.252.103
    LoadBalancer Ingress:   192.0.2.89
    Port:                   <unnamed> 80/TCP
    NodePort:               <unnamed> 32445/TCP
    Endpoints:              10.64.0.4:80,10.64.1.5:80,10.64.2.4:80
    Session Affinity:       None
    Events:                 <none>

Alamat IP tercantum di sebelah LoadBalancer Ingress.

minikube service example-service --url

Preservasi IP sumber klien

Implementasi dari fitur ini menyebabkan sumber IP yang terlihat pada Container target bukan sebagai sumber IP asli dari klien. Untuk mengaktifkan preservasi IP klien, bidang berikut dapat dikonfigurasikan di dalam spek Service (mendukung lingkungan GCE/Google Kubernetes Engine):

  • service.spec.externalTrafficPolicy - menunjukkan jika Service menginginkan rute lalu lintas eksternal ke titik akhir node-local atau cluster-wide. Terdapat dua opsi yang tersedia: Cluster (bawaan) dan Local. Cluster mengaburkan sumber IP klien dan mungkin menyebabkan hop kedua ke Node berbeda, namun harus mempunyai penyebaran beban (load-spreading) yang baik secara keseluruhan. Local mempreservasi sumber IP client dan menghindari hop kedua LoadBalancer dan Service dengan tipe NodePort, namun resiko berpotensi penyebaran lalu lintas yang tidak merata.
  • service.spec.healthCheckNodePort - menentukan pemeriksaan kesehatan porta dari sebuah Node (angka porta numerik) untuk Service. Jika healthCheckNodePort tidak ditentukan, pengendali Service mengalokasi porta dari rentang NodePort dari klaster kamu. Kamu dapat mengonfigurasi rentangan tersebut dari pengaturan opsi barisan perintah API server, --service-node-port-range. Hal itu menggunakan nilai healthCheckNodePort pengguna spesifik jika ditentukan oleh klien. Hal itu dapat berefek hanya ketika type diset ke LoadBalancer dan externalTrafficPolicy diset ke Local.

Pengaturan externalTrafficPolicy ke Local pada berkas konfigurasi Service mengaktifkan fitur ini.

apiVersion: v1
kind: Service
metadata:
  name: example-service
spec:
  selector:
    app: example
  ports:
    - port: 8765
      targetPort: 9376
  externalTrafficPolicy: Local
  type: LoadBalancer

Pengumpul Sampah (Garbage Collector) Load Balancer

FEATURE STATE: Kubernetes v1.17 [stable]

Pada kasus biasa, sumber daya load balancer yang berkorelasi pada penyedia cloud perlu dibersihkan segera setelah Service bertipe LoadBalancer dihapus. Namun perlu diketahui bahwa terdapat kasus tepi dimana sumber daya cloud yatim piatu (orphaned) setelah Service yang berkaitan dihapus. Finalizer Protection untuk Service LoadBalancer diperkenalkan untuk mencegah hal ini terjadi. Dengan menggunakan finalizers, sebuah sumber daya Service tidak akan pernah dihapus hingga sumber daya load balancer yang berkorelasi juga dihapus.

Secara khusus, jika Service mempunyai type LoadBalancer, pengendali Service akan melekatkan finalizer bernama service.kubernetes.io/load-balancer-cleanup. Finalizer hanya akan dihapus setelah sumber daya load balancer dibersihkan. Hal ini mencegah sumber daya load balancer yang teruntai bahkan setelah kasus tepi seperti pengendali Service berhenti.

Penyedia Load Balancer Eksternal

Penting untuk dicatat bahwa jalur data untuk fungsionalitas ini disediakan oleh load balancer eksternal ke klaster Kubernetes.

Ketika Service type diset LoadBalancer, Kubernetes menyediakan fungsionalitas yang ekuivalen dengan type sebanding ClusterIP ke berbagai Pod di dalam klaster dan mengekstensinya dengan pemrograman (eksternal dari Kubernetes) load balancer dengan entri pada Pod Kubernetes. Pengendali Service Kubernetes mengotomasi pembuatan load balancer eksternal, cek kesehatan (jika dibutuhkan), dinding api (firewall) (jika dibutuhkan), dan mengambil IP eksternal yang dialokasikan oleh penyedia cloud dan mengisinya pada objek Service.

Peringatan dan and Limitasi ketika preservasi sumber IP

Load balancers GCE/AWS tidak menyediakan bobot pada kolam targetnya (target pools). Hal ini bukan merupakan isu dengan aturan kube-proxy Load balancer lama yang akan menyeimbangkan semua titik akhir dengan benar.

Dengan fungsionalitas yang baru, lalu lintas eksternal tidak menyeimbangkan beban secara merata pada seluruh Pod, namun sebaliknya menyeimbangkan secara merata pada level Node (karena GCE/AWS dan implementasi load balancer eksternal lainnya tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan bobot setiap Node, mereka menyeimbangkan secara merata pada semua Node target, mengabaikan jumlah Pod pada tiap Node).

Namun demikian, kita dapat menyatakan bahwa NumServicePods << NumNodes atau NumServicePods >> NumNodes, distribusi yang cukup mendekati sama akan terlihat, meski tanpa bobot.

Sekali load balancer eksternal menyediakan bobot, fungsionalitas ini dapat ditambahkan pada jalur pemrograman load balancer. Pekerjaan Masa Depan: Tidak adanya dukungan untuk bobot yang disediakan untuk rilis 1.4, namun dapat ditambahkan di masa mendatang

Pod internal ke lalu lintas Pod harus berperilaku sama seperti Service ClusterIP, dengan probabilitas yang sama pada seluruh Pod.

6 - Membuat Daftar Semua Image Container yang Berjalan dalam Klaster

Laman ini menunjukkan cara menggunakan kubectl untuk membuat daftar semua image Container untuk Pod yang berjalan dalam sebuah klaster.

Sebelum kamu memulai

Kamu harus memiliki klaster Kubernetes, dan perangkat baris perintah kubectl juga harus dikonfigurasikan untuk berkomunikasi dengan klastermu. Jika kamu belum memiliki klaster, kamu dapat membuatnya dengan menggunakan minikube, atau kamu juga dapat menggunakan salah satu dari tempat mencoba Kubernetes berikut ini:

Untuk melihat versi, tekan kubectl version.

Dalam latihan ini kamu akan menggunakan kubectl untuk mengambil semua Pod yang berjalan dalam sebuah klaster, dan mengubah format keluarannya untuk melihat daftar Container untuk masing-masing Pod.

Membuat daftar semua image Container pada semua Namespace

  • Silakan ambil semua Pod dalam Namespace dengan menggunakan perintah kubectl get pods --all-namespaces
  • Silakan format keluarannya agar hanya menyertakan daftar nama image dari Container dengan menggunakan perintah -o jsonpath={.items[*].spec.containers[*].image}. Perintah ini akan mem-parsing field image dari keluaran json yang dihasilkan.
    • Silakan lihat referensi jsonpath untuk informasi lebih lanjut tentang cara menggunakan jsonpath.
  • Silakan format keluaran dengan menggunakan peralatan standar: tr, sort, uniq
    • Gunakan tr untuk mengganti spasi dengan garis baru
    • Gunakan sort untuk menyortir hasil
    • Gunakan uniq untuk mengumpulkan jumlah image
kubectl get pods --all-namespaces -o jsonpath="{.items[*].spec.containers[*].image}" |\
tr -s '[[:space:]]' '\n' |\
sort |\
uniq -c

Perintah di atas secara berulang akan mengembalikan semua field bernama image dari semua poin yang dikembalikan.

Sebagai pilihan, dimungkinkan juga untuk menggunakan jalur (path) absolut ke field image di dalam Pod. Hal ini memastikan field yang diambil benar bahkan ketika nama field tersebut diulangi, misalnya banyak field disebut dengan name dalam sebuah poin yang diberikan:

kubectl get pods --all-namespaces -o jsonpath="{.items[*].spec.containers[*].image}"

Jsonpath dapat diartikan sebagai berikut:

  • .items[*]: untuk setiap nilai yang dihasilkan
  • .spec: untuk mendapatkan spesifikasi
  • .containers[*]: untuk setiap Container
  • .image: untuk mendapatkan image

Membuat daftar image Container berdasarkan Pod

Format dapat dikontrol lebih lanjut dengan menggunakan operasi range untuk melakukan iterasi untuk setiap elemen secara individual.

kubectl get pods --all-namespaces -o jsonpath='{range .items[*]}{"\n"}{.metadata.name}{":\t"}{range .spec.containers[*]}{.image}{", "}{end}{end}' |\
sort

Membuat daftar image yang difilter berdasarkan label dari Pod

Untuk menargetkan hanya Pod yang cocok dengan label tertentu saja, gunakan tanda -l. Filter dibawah ini akan menghasilkan Pod dengan label yang cocok dengan app=nginx.

kubectl get pods --all-namespaces -o jsonpath="{.items[*].spec.containers[*].image}" -l app=nginx

Membuat daftar image Container yang difilter berdasarkan Namespace Pod

Untuk hanya menargetkan Pod pada Namespace tertentu, gunakankan tanda Namespace. Filter dibawah ini hanya menyaring Pod pada Namespace kube-system.

kubectl get pods --namespace kube-system -o jsonpath="{.items[*].spec.containers[*].image}"

Membuat daftar image Container dengan menggunakan go-template sebagai alternatif dari jsonpath

Sebagai alternatif untuk jsonpath, kubectl mendukung penggunaan go-template untuk memformat keluaran seperti berikut:

kubectl get pods --all-namespaces -o go-template --template="{{range .items}}{{range .spec.containers}}{{.image}} {{end}}{{end}}"

Selanjutnya

Referensi